[Ditulis sejak : 18-03-2012]
Pernah baca novel The Kite Runner atau telah menonton filmnya?
Saya baru saja selesai membacanya,
setiap bagian bab yang membuat hati menyesak.
Novel ini ditulis oleh Khaled Hosseini dengan sangat detail, setiap detail berkesinambungan dengan cerita
selanjutnya. Novel yang menguak kisah sisi lain Pakistan. seru..!! dan mengharukan!!!
Sinopsis
Berawal dari cerita Amir (dewasa) sebagai tokoh utama, menerima
telepon dari sahabat sekaligus rekan bisnis ayahnya, Rahim Khan dari Pakistan. Rahim Khan juga teman
Amir yang begitu mengerti dirinya. Barulah
cerita dimulai dengan alur mundur. Amir kecil yaitu dari suku Pashtun
yang terpandang bersahabat dengan anak
pelayan dirumahnya, Hassan yaitu dari suku Hazara. Kaum Hazara adalah kaum
tertindas, dicaci, dihina, selalu dianggap buruk. Mereka berdua bersahabat
baik. Kedekatan mereka bukan sekedar teman sepermainan tetapi mereka
sepersusuan. Ibu Amir meninggal saat
melahirkannya, sementara Ibu Hassan meninggalkan Hassan saat berumur 5 hari.
Ketika mulai belajar berbicara Amir dengan kata pertamanya “baba” (panggilan
untuk Ayahnya), Hassan kata pertamanya, Amir. Begitulah dimulai kedekatan
mereka.
Amir akan selalu membacakan buku
cerita pada Hassan. Hassan buta huruf karena tidak sekolah, terkadang Amir
dengan jailnya menipu Hassan jika dia tidak mengerti kata-kata sulit dalam
cerita tersebut. Hassan adalah seorang anak
berbibir sumbing yang penurut, taat, setia, baik, polos, tulus, dan tidak
pernah balas dendam. Yang paling menonjol dari Hassan adalah kesetiaanya terhadap Amir.
Dia selalu membela Amir jika diganggu oleh teman lainnya, dia tidak akan
mengadukan Amir atas Kenakalan yang berawal dari gagasan Amir dan pada akhirnya
Hassanlah yang dimarahi oleh ayahnya sendiri. Dia akan menuruti Amir, bahkan
Amir hampir menyuruhnya memakan tanah untuk menguji kesetiaannya pada Amir. Suatu
hari sebuah kejadian yang akan selalu dikenang Amir sampai dewasa. Kejadian ini
membuat Amir bersalah seumur hidupnya terhadap Hassan, kejadian yang mengubah
segalanya, kejadian yang membuat Amir kehilangan Hassan untuk selama-lamanya
atas penghianatan Amir terhadapnya, atas diri Amir yang pengecut.
Suatu hari dalam sebuah turnamen
adu layang-layang pada musim dingin tahun 1975. Amir dan Hassan tidak akan
melewatkan pertandingan ini. Mereka ahli dalam hal ini. Amir akan memacu layang-layangnya dan
berusaha menjatuhkan layang-layang lainnya
siapa yang bertahan itulah pemenangnya. Dan Hassan akan memegang gulungan
benang layang-layang. Jika nanti siapa pun yang akan jatuh layang-layangnya,
itu akan menjadi rebutan bagi anak-anak lainnya lalu mereka akan saling
mengejar. Disinilah Hassan membuktikan kepiawaiannya mengejar layang-layang
dengan cara yang tidak biasa dari yang lainnya. Hassan dengan yakin dan tahu ke
mana arah layang-lanyang akan jatuh bahkan sebelum layang-lanyang jatuh dia
telah mengetahui di mana posisi jatuhnya layang-layang tersebut. Hassan dengan
cerdik mengetahui ke mana arah angin. Dia akan mengejarnya untuk Amir. Akhir
pertandingan, Amir membuktikan pada ayahnya bahwa dia mampu menjadi anak
terbaik yang didambakan ayahnya. Dia berhasil memutuskan sebuah layang-layang
biru yang bertahan bersama layang-layangnya dan layang-layang miliknyalah satu-satunya
yang bertahan dilangit. Itulah peristiwa terhebat yang pernah dilakukan Amir
dengan membuat ayahnya bangga. Hassan dengan gesitnya berlari mengejar
layang-layang tersebut. “Untukmu, keseribu kalinya!” ucap Hassan pada Amir dan
berjanji akan membawa layang-layang biru pulang. Karena Hassan tak kunjung
datang Amir mencarinya. Amir mendapati Hassan disebuah gang buntu dan sempit
bersama Assef dan kawanannya. Assef dikenal dengan kebrutalannya terhadap
orang-orang yang dijahatinya. Termasuk pada Amir dan Hassan. Amir mengetahui
Hassan dalam bahaya namun dia hanya diam mengintip, tidak melakukan apa-apa dan
memilih untuk lari membiarkan Hassan dijahati oleh Assef dan
teman-temannya. Hassan berhasil membawa
layang-layang biru pulang dengan wajah pucat, darah hitam menetes di salju dari
dalam celananya. Amir berpura-pura tidak mengetahui kejadian ini di depan
Hassan. Amir merahasiakan pada semuanya pada baba Ayahnya, pada Ali ayah
Hassan, pada Rahim Khan temannya. Hingga Hassan difitnah oleh Amir dan akhirnya
Hassan dan ayahnya pergi dari rumah. Itulah terakhir kalinya dia melihat Hassan
untuk selama-lamanya....
Di bab selanjutnya akan terkuak
rahasia Amir terhadap Hassan, karma yang dihadapi Amir, dan rahasia ayah Amir
yang tak terduga oleh pembaca......
dipostkan : 1 Juni 2012